Li Jue dan Guo Si menguasai serta menstabilkan kondisi kota Chang’an, untuk memenangi hati rakyat. Saat pemberontakan Serban Kuning beraksi kembali di Kota Qingzhou, Cao Cao tidak bisa tinggal diam. Dalam waktu tiga bulan, ia berhasil menumpas pasukan Serban Kuning dan menjadi terkenal. Sejak itu, Cao Cao mengumpulkan banyak kesatria berbakat, seperti Xun Yu, Gua Jia, dan Dian Wei untuk bergabung dengan pasukannya demi mencapai kejayaan. Tapi di luar dugaan, peperangan terjadi lagi, sehingga dunia mulai tidak tenang.
Zhang Kai, mantan anggota pasukan Serban Kuning yang kini bekerja sebagai bawahan gubernur Xuzhuo, Tao Qian, menerima titah untuk mengawal Cao Song beserta keluarganya menuju Yanzhuo untuk bertemu anaknya, Cao Cao. Namun, dalam perjalanan, Zhang Kai membunuh dan merampas harta mereka. Demi membalas kematian ayah dan keluarganya, Cao Cao hendak menyerang Xuzhuo.
Pasukan Cao Cao mengibarkan bendera bertuliskan “Pembalasan Dendam” dan bergerak menuju Xuzhuo, Tao Qian segera mengirim utusan untuk meminta bantuan Kong Rong, gubernur Beihai dan Jun Hai, gubernur Qingzhou. Namun Kong Rong tidak dapat membantu karena wilayahnya sendiri sedang terancam oleh sisa pasukan pemberontak Serban Kuning. Kong Rong mengutus Taishi Ci untuk meminta bantuan kepada Liu Bei yang berada di Pinyuan.
Liu Bei sangat tersanjung dan berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan Kong Rong padanya. Bersama kedua saudara dan seribu pasukannya, ia segera bergerak menuju Beihai. Ia berhasil menyingkirkan sisa pasukan Serban Kuning. Untuk membantu Tao Qian, Lie Bei menemui Gongsun Zan. Liu Bei meminjam dua ribu pasukan dan meminta agar Zhao Yun diizinkan ikut dengannya.
Ketika Cao Cao dan semua kesatria yang bergabung dengan pasukannya bersiap-siap untuk menyerang Xuzhuo, pasukan Lu Bu segera menyerang Yanzhuo. Begitu mendengar berita buruk itu, tidak ada pilihan bagi Cao Cao. Ia harus segera meninggalkan Xuzhuo menuju Yanzhuo.
Demikianlah, akhirnya Xuzhuo terbebas dari serangan pasukan Cao Cao. Karena kondisinya yang semakin tua dan lemah, Tao Qian, gubernur Xuzhuo ingin menyerahkan kekuasaannya pada Liu Bei. Ini merupakan kesempatan besar bagi Liu Bei, tapi Liu Bei bersikeras tidak mau menerima pelimpahan kekuasaan itu meskipun Tao Qian sudah beberapa kali memohon padanya. Sebagai gantinya, ia bersedia tinggal di Kota Xiaopei, yang letaknya tak jauh dari Xuzhuo, untuk membantu Tao Qian menjaga Xuzhuo, untuk membantu Tao Qian menjaga Xuzhuo.
Sementara itu, sesampainya di Yanzhuo, pasukan Cao Cao berhadapan langsung dengan pasukan Lu Bu. Beberapa kali Cao Cao mengalami kekalahan besar, bahkan ia hampir kehilangan nyawanya dalam pertempuran itu. Pada saat yang sama, Tao Qian terserang penyakit yang mematikan. Karena tidak ada pilihan lain, akhirnya Liu Bei menerima kekuasaan atas Kota Xuzhuo. Mendengar berita itu, Cao Cao naik pitam.
Karena sudah mengalami beberapa kali kekalahan besar melawan pasukan Lu Bu, Cao Cao menyusun rencana baru. Ia dan pasukannya menyerang wilayah timur yang dikuasai oleh sisa pasukan Serban Kuning. Dalam pertempuran itu, ia bertemu dengan Xu Zhu yang bersumpah untuk melayaninya, bahkan ia juga memperoleh banyak persediaan makanan untuk pasukannya. Begitu kekuatan pasukannya pulih, ia menyerang pasukan Lu Bu dan berhasil merebut kembali wilayah Yanzhuo. Lu Bu yang terus dikejar oleh Cao Cao menderita kekalahan besar. Karena tidak ada tujuan lain, ia pergi ke Xuzhuo untuk meminta perlindungan Liu Bei. Liu Bei menyambut hangat kedatangan Lu Bu, kemudian ia membujuk Lu Bu agar mau tinggal di Kota Xiaopei, kota yang dulu pernah ditempatinya.
Setelah melewati masa sulit, akhirnya Liu Bei menguasai dan menetap di Xuzhuo. Apakah Liu Bei dapat mempertahankan wilayahnya saat ia berhadapan dengan musuh sekuat Lu Bu dan Cao Cao?
sumber:
Facebook
Tidak ada komentar:
Posting Komentar