Kehidupan berjalan bagaikan aliran sungai besar; jika dipisah, alirannya akan bertemu. Sebaliknya, jika disatukan, alirannya akan terbagi.
Empat ratus tahun yang lalu sejak Gao Zu Liu Bang menyatukan negara, para pejabat pemerintahan yang licik telah bersatu dan menyalahgunakan wewenangnya. Sementara itu, para pahlawan dari seluruh negeri bersatu untuk membasmi pasukan pemberontak Serban Kuning (yang dipimpin Zhang Jiao dan kedua adiknya, Zhang Liang dan Zhang Bao) dan nyala api peperangan berkobar di setiap pelosok daerah. Antara Bumi dan langit, muncullah pahlawan tanpa nama. Namun mampukah mereka menetramkan dunia yang kacau dan menyelamatkan rakyat dari penderitaan?
Liu Bei, pria cerdas dan berhati lembut; Zhang Fei, pria terkuat yang mudah marah; dan Guan Yu, pria yang berkepribadian teguh dan pintar bela diri, bertemu di kota Zhuo dan mengangkat sumpah sebagai saudara. Mereka bertekad untuk meredakan aksi pemberontak yang mengancam Negara dan mempertaruhkan nyawa mereka di medan perang. Tiga bersaudara meraih kemenangan. Jasa-jasa yang mereka tanamkan tidak terhitung.
Sayangnya, hanya karena tidak mempunyai jabatan resmi dan bertindak semata-mata berdasarkan kebenaran, keberhasilan Liu Bei tidak diakui oleh siapa pun. Setelah ia kembali dari medan perang, yang diterimanya hanyalah ejekan dan hinaan.
Bahkan Dong Zhuo, orang yang pernah mereka selamatkan di medan perang, juga menghinanya. Zhang Fei yang tidak bisa menerima sikap kasar Dong Zhuo, menjadi marah besar dan segera mengeluarkan pedangnya. Tapi, Zhang Fei bisa menahan diri setelah mendengar teguran keras Liu Bei. Ia melampiaskan kemarahannya dengan memukul tanah dan hanya bisa mengeluh.
Setelah pertempuran panjang, akhirnya pasukan pemberontak Serban Kuning bertekuk lutut. Zhang Jiao meninggal karena mederita suatu penyakit selama peperangan berlangsung. Semua orang yang berjasa meraih kemenangan, mendapatkan jabatan baru yang lebih tinggi. Bahkan Dong Zhuo yang tidak berjasa sekalipun mendapatkan jabatan tinggi sebagai gubernur provinsi setelah ia menyuap para kasim. Akan tetapi Liu Bei hanya diberikan jabatan kecil sebagai pegawai pengadilan di sebuah desa terpencil bernama Anxi. Suatu hari, seorang inspektur datang ke Anxi dan meminta uang suap kepada Liu Bei. Zhang Fei, yang masih meredam kemarahan, mengikat Inspektur di tiang pancang. Ia mencambukinya dengan ranting pohon willow. Karena tidak ada pilihan lain, begitu gubernur Ding Zhou mengetahui apa yang terjadi, tiga bersaudara itu segera meninggalkan Anxi sebagai buronan.
https://www.facebook.com/groups/284404531588107/permalink/355569647804928/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar