Dong Zhuo semakin merajalela sejak Lu Bu berada di pihaknya. Ia membunuh Kaisar Muda dan ibunya, Permaisuri He. Pangeran Chenliu yang masih berusia sembilan tahun diangkat menjadi kaisar pengganti, tapi kekuasaan tetap berada di tangan Dong Zhuo. Yuan Shao secara terang-terangan menentang ketidakadilan ini dan memilih pulang ke tanah kelahirannya. Setelah kepergian Yuan Shao, Dong Zhuo mengangkat dirinya sendiri sebagai perdana menteri sekaligus penasihat kaisar. Ia mulai menyalahgunakan wewenangnya.
Kelaliman Dong Zhuo semakin merajalela. Wang Yun yang menerima surat rahasia dari Yuan Shao, mengumpulkan para pejabat istana lama yang masih setia kepadanya dan membicarakan rencana untuk menyingkirkan Dong Zhuo dan pengikutnya. Tapi tak ada satu ide pun yang terucap. Pada saat itulah tiba-tiba Cao Cao muncul sambil menyindir pedas sikap para pejabat yang tidak bisa mengeluarkan satu ide pun untuk menyingkirkan Dong Zhuo. Kemudian, dengan gagah berani ia bersumpah akan membunuh Dong Zhuo dengan tangannya sendiri di hadapan para pejabat istana.
Cao Cao gagal membunuh Dong Zhuo yang sedang tertidur, karena Dong Zhuo melihat dirinya dari pantulan cermin di tembok. Dengan kecerdikannya, Cao Cao berhasil melarikan diri ke tanah kelahirannya. Dong Zhuo menjanjikan hadiah besar bagi siapa saja yang berhasil menangkap Cao Cao dalam keadaan hidup atau mati. Cao Cao sempat tertangkap, namun ia dilepaskan kembali oleh kepala pengadilan yang setia pada negara.
Kepala pengadilan itu meninggalkan jabatannya dan mengikuti Cao Cao untuk menjalankan rencana besar. Tapi pada suatu hari, kepala pengadilan itu merasa kecewa terhadap tindakan Cao Cao yang membunuh orang-orang tidak berdosa demi kepentingan dirinya. Lalu ia pun memutuskan untuk meninggalkan Cao Cao.
Akhirnya Cao Cao berhasil tiba di tanah kelahirannya. Di sana ia mulai menyusun kekuatan. Bersama para pejabat tinggi daerah dan kesatria dari berbagai pelosok negeri, ia mengeluarkan deklarasi menentang Dong Zhuo. Maka, berdirilah pasukan gabungan anti-Dong Zhuo yang menunjuk Yuan Shao sebagai pemimpinnya. Gongsun Zan bertemu dengan Liu Bei, teman lamanya dan mengajaknya bergabung.
Dong Zhuo mengirim Hua Xiong, salah seorang panglima terbaiknya ke Sungai Si untuk menghadang pasukan anti-Dong Zhuo masuk ke Ibu Kota Luoyang. Pada pertempuran pertama, Hua Xiong berhasil mengalahkan Sun Jian yang memimpin pasukan barisan depan.
Yuan Shao mulai merasa cemas karena tidak ada satu pun panglima terbaiknya yang dapat mengalahkan Hua Xiong. Di saat terjepit, muncullah Guan Yu yang mengajukan diri untuk menghadapi Hua Xiong. Cao Cao menuangkan arak panas sebagai rasa kagumnya atas keberanian Guan Yu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar